Walimatus Safar Artinya Apa, Makna, Tujuan, Tradisi Syukur Pelepasan Haji

Oleh

Khoirunnisa

Walimatus Safar Artinya Apa,

Manfaat.or.id – Dalam khazanah tradisi Islam, khususnya di Indonesia, terdapat berbagai amalan dan kegiatan yang mengiringi ibadah-ibadah utama.

Salah satunya adalah Walimatussafar, sebuah istilah yang mungkin terdengar familiar namun belum sepenuhnya dipahami maknanya oleh sebagian orang. Lantas, apa Walimatussafar artinya?

Artikel ini akan mengupas tuntas arti Walimatussafar, menjelaskan makna mendalam di baliknya, tujuan pelaksanaannya, serta tradisi yang menyertainya, terutama dalam konteks ibadah haji.

Membedah Kata: Arti Etimologis Walimatussafar

Secara etimologis, istilah Walimatussafar berasal dari dua kata dalam bahasa Arab:

  • Walimah (وليمة): Kata ini memiliki arti perjamuan, pesta, atau kenduri. Dalam konteks budaya Islam, walimah seringkali diadakan sebagai ungkapan rasa syukur atas suatu nikmat atau peristiwa penting. Contoh yang paling umum adalah Walimatul Ursy (pesta pernikahan).
  • Safar (سفر): Kata ini berarti perjalanan atau bepergian.

Dengan demikian, secara harfiah, Walimatussafar (وليمة السفر) dapat diartikan sebagai perjamuan atau kenduri karena hendak melakukan perjalanan. Namun, dalam praktik dan pemahaman yang berkembang di masyarakat Muslim, istilah ini memiliki konotasi yang lebih spesifik, terutama terkait dengan perjalanan ibadah haji.

Makna dan Tujuan Utama Walimatussafar Haji

Dalam konteks ibadah haji, Walimatussafar haji adalah tradisi mengadakan perjamuan atau syukuran sebelum keberangkatan calon jamaah haji menuju Tanah Suci Mekah. Acara ini memiliki beberapa makna dan tujuan utama:

  1. Ungkapan Rasa Syukur: Walimatussafar menjadi wujud syukur calon jamaah haji dan keluarganya atas kesempatan yang telah diberikan oleh Allah SWT untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Ini adalah momen berbagi kebahagiaan dan rasa terima kasih atas nikmat tersebut.
  2. Memohon Doa Restu: Melalui Walimatussafar, calon jamaah haji memohon doa restu dari keluarga, kerabat, tetangga, dan teman-teman agar perjalanan dan ibadah haji mereka berjalan lancar, aman, dan mabrur (diterima oleh Allah SWT). Kehadiran para tamu undangan menjadi simbol dukungan spiritual bagi calon jamaah.
  3. Mempererat Tali Silaturahmi: Acara ini menjadi wadah untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar anggota masyarakat. Kehadiran para undangan menciptakan momen kebersamaan dan saling mendoakan.
  4. Pelepasan dan Pamitan: Walimatussafar juga menjadi momen pelepasan secara simbolis bagi calon jamaah haji dari lingkungan sosialnya untuk sementara waktu. Mereka berpamitan kepada orang-orang terdekat sebelum fokus sepenuhnya pada ibadah di Tanah Suci.
  5. Sosialisasi Keberangkatan: Acara ini sekaligus menjadi cara bagi calon jamaah haji untuk memberitahukan rencana keberangkatan mereka kepada masyarakat sekitar, sehingga terjalin dukungan dan doa dari komunitas.
  6. Berbagi Kebahagiaan dan Rezeki: Dengan mengadakan perjamuan, calon jamaah haji dan keluarganya berbagi kebahagiaan dan rezeki dengan para tamu undangan. Ini merupakan amalan sedekah yang dianjurkan dalam Islam.

Tradisi yang Menyertai Walimatussafar Haji

Tradisi pelaksanaan Walimatussafar haji dapat bervariasi di berbagai daerah dan komunitas Muslim. Namun, beberapa elemen umum seringkali terdapat dalam acara ini:

  • Undangan: Calon jamaah haji dan keluarga mengundang kerabat, tetangga, teman, tokoh masyarakat, dan alim ulama untuk menghadiri acara syukuran ini.
  • Perjamuan: Inti dari Walimatussafar adalah penyediaan hidangan makanan dan minuman bagi para tamu undangan. Bentuk dan jenis hidangan dapat berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan tradisi setempat.
  • Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an: Acara seringkali dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk memohon keberkahan.
  • Sambutan: Biasanya terdapat sambutan dari pihak keluarga calon jamaah haji, perwakilan keluarga besar, dan terkadang dari tokoh masyarakat atau alim ulama.
  • Mauidhoh Hasanah (Pengajian): Seringkali diisi dengan ceramah atau tausiyah dari tokoh agama yang memberikan nasihat dan bekal spiritual bagi calon jamaah haji.
  • Doa Bersama: Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama, memohon kelancaran dan kemabruran ibadah haji.
  • Pemberian Cinderamata (Opsional): Beberapa keluarga memberikan cinderamata kecil sebagai kenang-kenangan kepada para tamu yang hadir.

Perbedaan dengan Walimatul Ursy dan Walimah lainnya

Penting untuk membedakan Walimatussafar dengan walimah lainnya, seperti Walimatul Ursy (pernikahan) atau walimah aqiqah (kelahiran anak). Meskipun sama-sama merupakan perjamuan syukuran, konteks dan tujuannya berbeda. Walimatul Ursy adalah syukuran atas pernikahan, sementara Walimatussafar adalah syukuran atas rencana perjalanan ibadah haji.

Hukum dan Anjuran Walimatussafar Haji dalam Islam

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum mengadakan Walimatussafar haji. Sebagian ulama menganggapnya sebagai amalan yang dianjurkan (sunnah) sebagai bentuk syukur dan berbagi kebahagiaan. Namun, sebagian lain tidak secara khusus menganjurkannya dan mengembalikannya pada niat dan kemampuan masing-masing.

Yang terpenting dalam melaksanakan Walimatussafar adalah niat yang ikhlas, tidak berlebihan-lebihan, dan tidak menimbulkan riya (pamer). Tujuannya adalah untuk berbagi kebahagiaan, memohon doa restu, dan mempererat silaturahmi.

Kesimpulan: Walimatussafar sebagai Ekspresi Iman dan Sosial

Walimatussafar lebih dari sekadar perjamuan sebelum keberangkatan haji. Artinya adalah ungkapan syukur atas nikmat Allah, permohonan doa restu dari sesama, wujud silaturahmi, dan pelepasan simbolis calon jamaah haji. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai penting dalam Islam, yaitu syukur, berbagi, dan saling mendoakan. Meskipun hukumnya tidak secara eksplisit diperintahkan, Walimatussafar telah menjadi bagian dari budaya Islam di Indonesia sebagai cara yang indah untuk mengiringi dan mendukung saudara-saudara kita dalam menunaikan ibadah haji, salah satu rukun Islam yang mulia. Memahami arti Walimatussafar membantu kita mengapresiasi kekayaan tradisi Islam dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Share:

Ads - Before Footer