Manfaat Badan Hukum Koperasi dalam Mengatur Legalitas Usaha merupakan kunci keberhasilan sebuah koperasi. Bayangkan sebuah kapal layar yang berlayar tanpa peta dan kompas; begitu pula koperasi tanpa payung hukum yang kuat. Badan hukum memberikan perlindungan yang kokoh, menjamin kepastian hukum dalam pengelolaan aset, keuangan, dan operasional. Ia menjadi landasan bagi transparansi dan akuntabilitas, melindungi anggota dan pengurus dari potensi sengketa, dan membuka jalan bagi akses permodalan serta kemudahan berbisnis.
Dengan badan hukum, koperasi tak hanya sekadar kumpulan individu, melainkan entitas legal yang diakui dan dihormati, siap bersaing di pasar global. Lebih dari itu, badan hukum koperasi adalah simbol kepercayaan, keberlanjutan, dan kesuksesan bersama.
Mekanisme perlindungan hukum yang diberikan meliputi berbagai aspek, mulai dari penyelesaian sengketa hingga peran pemerintah dalam pengawasan. Pengelolaan aset dan keuangan koperasi pun diatur secara rinci, memastikan transparansi dan akuntabilitas. Hak dan kewajiban anggota serta pengurus terdefinisi dengan jelas, mengurangi potensi konflik. Keuntungan lain yang tak kalah penting adalah kemudahan akses permodalan, perizinan, dan kerjasama dengan pihak lain.
Sistem perpajakan yang terstruktur juga memberikan kepastian hukum dan kemudahan bagi koperasi dalam menjalankan bisnisnya. Dengan demikian, badan hukum koperasi menjadi pilar penting bagi keberhasilan dan pertumbuhan koperasi.
Perlindungan Hukum bagi Koperasi: Manfaat Badan Hukum Koperasi Dalam Mengatur Legalitas Usaha
Membangun usaha, apalagi yang bercita-cita besar, membutuhkan fondasi yang kokoh. Salah satu fondasi terpenting itu adalah payung hukum yang kuat. Bagi koperasi, badan hukumnya berperan vital dalam memberikan perlindungan dan kepastian usaha. Mari kita telusuri bagaimana badan hukum koperasi melindungi para anggotanya dan usaha yang mereka bangun bersama.
Memiliki badan hukum koperasi ibarat membangun fondasi kokoh bagi usaha Anda; legalitas terjamin, pertumbuhan terarah. Bayangkan, setelah seharian berjuang membangun bisnis, Anda butuh relaksasi, seperti berendam air dingin yang menyegarkan. Tahukah Anda bahwa metode ini, seperti yang dijelaskan dalam artikel Manfaat Badan Berendam Air Es untuk Pemulihan dan Relaksasi , memiliki manfaat pemulihan fisik dan mental?
Begitu pentingnya pengaturan legalitas usaha, seperti halnya pentingnya menjaga kesehatan untuk mencapai kesuksesan berkelanjutan. Dengan badan hukum koperasi yang kuat, Anda siap menghadapi tantangan, selayaknya tubuh yang bugar siap menghadapi aktivitas harian.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (UU Perkoperasian) menjadi landasan utama perlindungan hukum bagi koperasi di Indonesia. UU ini mengatur berbagai aspek, mulai dari pembentukan, pengelolaan, hingga pembubaran koperasi. Lebih dari sekadar aturan, UU ini menjadi jaminan bagi koperasi untuk beroperasi secara legal dan terlindungi dari tindakan-tindakan yang merugikan.
Bentuk Perlindungan Hukum bagi Koperasi
Perlindungan hukum yang diberikan kepada koperasi berdasarkan UU Perkoperasian mencakup berbagai aspek. Koperasi yang berbadan hukum memiliki kepribadian hukum tersendiri, terpisah dari kekayaan dan tanggung jawab pribadi para anggotanya. Ini berarti, aset koperasi dilindungi secara hukum dan tidak dapat diganggu gugat oleh kreditur pribadi anggota. Selain itu, UU Perkoperasian juga mengatur mekanisme pengawasan dan penyelesaian sengketa yang melibatkan koperasi, memastikan keadilan dan transparansi dalam setiap proses.
Perbandingan Perlindungan Hukum Koperasi dengan Bentuk Badan Usaha Lain
Memahami perlindungan hukum koperasi lebih baik jika dibandingkan dengan bentuk badan usaha lain seperti CV dan PT. Perbedaannya terletak pada tanggung jawab anggota, pembagian keuntungan, dan mekanisme pengambilan keputusan. Berikut perbandingannya:
Aspek | Koperasi | CV | PT |
---|---|---|---|
Tanggung Jawab Anggota | Terbatas pada modal yang disetor | Tidak terbatas (kecuali CV terbatas) | Terbatas pada modal yang disetor |
Pembagian Keuntungan | Berdasarkan prinsip kekeluargaan dan keadilan | Berdasarkan kesepakatan para anggota | Berdasarkan kepemilikan saham |
Pengambilan Keputusan | Demokratis, berdasarkan suara anggota | Berdasarkan kesepakatan para anggota | Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) |
Jenis Sengketa yang Sering Terjadi dalam Koperasi dan Penyelesaiannya
Sengketa dalam koperasi bisa beragam, mulai dari sengketa internal antar anggota terkait pembagian keuntungan atau pengelolaan aset, hingga sengketa eksternal dengan pihak ketiga terkait hutang piutang atau kontrak bisnis. Badan hukum koperasi memberikan kerangka hukum yang jelas untuk menyelesaikan sengketa ini. Proses penyelesaian sengketa dapat melalui jalur mediasi, arbitrase, atau pengadilan, sesuai dengan kesepakatan para pihak atau ketentuan yang berlaku.
Mekanisme Penyelesaian Sengketa yang Melibatkan Koperasi
Penyelesaian sengketa yang melibatkan koperasi diawali dengan upaya mediasi atau negosiasi di tingkat internal koperasi. Jika upaya ini gagal, dapat dilanjutkan ke Badan Penyelesaian Sengketa Koperasi (BPSK) atau jalur pengadilan. BPSK berperan sebagai mediator dan arbiter untuk membantu menemukan solusi yang adil dan diterima kedua belah pihak. Pengadilan menjadi pilihan terakhir jika upaya mediasi dan arbitrase tidak membuahkan hasil.
Peran Pemerintah dalam Memberikan Perlindungan Hukum kepada Koperasi
Pemerintah memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan hukum kepada koperasi. Selain merumuskan dan mengesahkan UU Perkoperasian, pemerintah juga berperan dalam pengawasan, pembinaan, dan penyediaan akses permodalan bagi koperasi. Lembaga-lembaga pemerintah terkait, seperti Kementerian Koperasi dan UKM, aktif memberikan pelatihan, bimbingan teknis, dan bantuan hukum bagi koperasi agar mereka dapat beroperasi secara legal dan berkelanjutan. Hal ini menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi di Indonesia.
Pengelolaan Aset dan Keuangan Koperasi
Keberhasilan sebuah koperasi tak lepas dari pengelolaan aset dan keuangan yang sehat dan transparan. Badan hukum koperasi menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk memastikan hal ini, melindungi anggota, dan menjamin keberlanjutan usaha. Dengan payung hukum yang jelas, pengelolaan aset dan keuangan koperasi menjadi lebih terarah, terukur, dan akuntabel.
Kepemilikan dan Pengelolaan Aset Koperasi
Badan hukum koperasi secara tegas mengatur kepemilikan aset. Aset koperasi, baik berupa tanah, bangunan, peralatan, maupun modal kerja, dimiliki secara kolektif oleh anggota. Namun, pengelolaannya dilakukan oleh pengurus koperasi yang dipilih dan bertanggung jawab kepada anggota. Pengelolaan ini harus sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) koperasi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses pengambilan keputusan terkait aset harus transparan dan melibatkan anggota melalui mekanisme rapat anggota.
Kejelasan kepemilikan dan pengelolaan aset ini meminimalisir potensi konflik internal dan memastikan penggunaan aset sesuai dengan tujuan koperasi.
Badan hukum koperasi, seperti benteng kokoh, melindungi usaha Anda dari berbagai risiko hukum. Keberadaannya memberikan kepastian dan kepercayaan, membuka pintu akses ke berbagai peluang bisnis dan permodalan. Bayangkan, sebuah cerita sukses tak lepas dari karakter tokoh yang kuat; begitu pula usaha Anda. Memahami pentingnya “badan” dalam konteks naratif, seperti yang dijelaskan dalam artikel Manfaat Badan dalam Cerita sebagai Simbol dan Karakteristik Tokoh , akan membantu Anda memahami bagaimana badan hukum koperasi memberikan pondasi yang kuat bagi kesuksesan usaha.
Dengan legalitas yang terjamin, koperasi siap menghadapi tantangan dan meraih impian, layaknya tokoh utama dalam sebuah kisah inspiratif yang penuh perjuangan dan kemenangan.
Tanggung Jawab Anggota dan Pengurus Koperasi
Source: slideserve.com
Keberhasilan sebuah koperasi tak hanya bergantung pada ide cemerlang dan pengelolaan keuangan yang baik, tetapi juga pada pondasi kokoh berupa pemahaman yang jelas mengenai tanggung jawab anggota dan pengurusnya. Sistem yang transparan dan akuntabel, didukung oleh kesadaran hukum yang tinggi dari seluruh pihak, akan memastikan koperasi berjalan dengan efektif dan berkelanjutan. Mari kita telusuri lebih dalam peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam ekosistem koperasi.
Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi, Manfaat Badan Hukum Koperasi dalam Mengatur Legalitas Usaha
Keanggotaan dalam koperasi bukan sekadar label, melainkan sebuah komitmen. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang diatur secara tegas dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) koperasi, serta berdasarkan hukum yang berlaku. Hak-hak tersebut umumnya mencakup hak suara dalam pengambilan keputusan, hak untuk menerima jasa dan keuntungan koperasi, serta hak untuk mengawasi jalannya operasional koperasi. Di sisi lain, anggota juga memiliki kewajiban, seperti membayar iuran wajib, mematuhi AD/ART, serta ikut serta aktif dalam kegiatan koperasi.
Perbedaan badan hukum koperasi, misalnya koperasi primer dan sekunder, dapat sedikit mempengaruhi detail hak dan kewajiban ini, namun prinsip dasar tetap sama: keseimbangan antara hak dan kewajiban untuk mencapai tujuan bersama. Bayangkan sebuah orkestra; setiap pemain memiliki peran dan tanggung jawabnya, namun keselarasan mereka menciptakan harmoni yang indah. Begitu pula koperasi, sinergi antara hak dan kewajiban anggotanya menghasilkan kesuksesan bersama.
Tanggung Jawab Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi adalah jantung operasionalnya. Mereka bertanggung jawab atas pengelolaan aset, keuangan, dan seluruh kegiatan koperasi sesuai dengan AD/ART dan peraturan perundang-undangan. Mereka bertindak sebagai pengelola, bukan pemilik, dan diamanahkan untuk mengelola koperasi secara profesional, transparan, dan akuntabel. Tugas utama mereka meliputi perencanaan strategis, pengambilan keputusan operasional, pengawasan pelaksanaan program kerja, dan penyusunan laporan keuangan. Kinerja pengurus yang baik akan tercermin dalam pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi, sedangkan sebaliknya, kinerja yang buruk dapat berujung pada kerugian finansial dan bahkan permasalahan hukum.
Sebuah analogi yang tepat adalah nahkoda kapal; pengurus koperasi seperti nahkoda yang bertanggung jawab atas arah dan keselamatan “kapal” koperasi.
Memiliki badan hukum koperasi ibarat memiliki payung hukum yang kokoh untuk usaha Anda, melindungi dari berbagai risiko bisnis. Bayangkan, sebagaimana kita perlu sabun yang tepat untuk merawat kulit, seperti yang dijelaskan dalam artikel ini tentang Manfaat Sabun Badan Fair and Lovely untuk Membersihkan dan Melembutkan , badan hukum koperasi memberikan perlindungan dan kepastian legalitas usaha.
Dengan legalitas yang terjamin, koperasi dapat berkembang pesat, menarik investor, dan menciptakan dampak positif yang lebih luas. Jadi, layaknya memilih sabun yang sesuai untuk kesehatan kulit, memilih bentuk badan hukum yang tepat sangat krusial untuk keberhasilan usaha Anda.
Mekanisme Pertanggungjawaban Pengurus kepada Anggota
Agar transparansi dan akuntabilitas terjaga, mekanisme pertanggungjawaban pengurus kepada anggota sangatlah penting. Hal ini umumnya dilakukan melalui rapat anggota tahunan (RAT) di mana pengurus mempertanggungjawabkan kinerja dan keuangan koperasi selama satu periode. Laporan keuangan yang teraudit secara independen menjadi bukti otentik yang mendukung pertanggungjawaban tersebut. Selain RAT, mekanisme pengawasan internal, seperti dewan pengawas, juga berperan penting dalam memastikan pengurus menjalankan tugasnya sesuai aturan.
Sistem pengawasan yang kuat akan mencegah penyimpangan dan melindungi kepentingan anggota. Keberadaan mekanisme ini menjamin adanya keseimbangan kekuasaan dan mencegah potensi penyalahgunaan wewenang. Bayangkan sebuah perusahaan besar; pertanggungjawaban manajemen kepada pemegang sahamnya merupakan hal yang krusial. Hal serupa berlaku dalam koperasi, meskipun dengan skala dan mekanisme yang berbeda.
Contoh Kasus Pelanggaran Hukum dan Konsekuensinya
Kasus penggelapan dana koperasi oleh pengurus merupakan contoh nyata pelanggaran hukum yang berdampak serius. Akibatnya bisa berupa sanksi pidana, kerugian finansial bagi anggota, dan rusaknya kepercayaan publik terhadap koperasi. Selain itu, pelanggaran AD/ART oleh anggota, misalnya penyalahgunaan fasilitas koperasi atau keengganan membayar iuran, juga dapat berakibat pada sanksi administratif seperti teguran atau bahkan pemecatan keanggotaan. Konsekuensi dari pelanggaran hukum tersebut bervariasi tergantung pada tingkat keseriusan dan jenis pelanggaran.
Oleh karena itu, pemahaman hukum yang baik dan kepatuhan terhadap aturan sangat penting untuk mencegah terjadinya permasalahan hukum. Ilustrasi kasus ini menunjukkan pentingnya pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang tegas untuk menjaga integritas dan keberlanjutan koperasi.
Membangun usaha kokoh butuh pondasi yang kuat, seperti halnya badan yang sehat. Badan hukum koperasi memberikan landasan legalitas yang kokoh bagi usaha Anda, melindungi dari risiko hukum dan meningkatkan kepercayaan. Bayangkan, kekuatan legalitas koperasi ibarat otot-otot yang terlatih; memberikan daya tahan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Sama seperti otot yang kuat meningkatkan penampilan dan kesehatan, terbukti secara ilmiah meningkatkan kualitas hidup ( Manfaat Badan Berotot untuk Penampilan dan Kesehatan ), badan hukum koperasi juga meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha Anda.
Dengan demikian, memilih badan hukum koperasi berarti membangun pondasi usaha yang kuat dan berkelanjutan, sekuat otot-otot yang terlatih dan sehat.
Mekanisme Pengawasan Internal dan Eksternal
Pengawasan internal dilakukan oleh dewan pengawas atau unit pengawasan internal koperasi. Mereka bertugas memantau kinerja pengurus, memeriksa keuangan, dan memastikan kepatuhan terhadap AD/ART dan peraturan perundang-undangan. Pengawasan eksternal dilakukan oleh pemerintah melalui instansi terkait, seperti Kementerian Koperasi dan UKM. Pengawasan eksternal ini bertujuan untuk memastikan koperasi beroperasi sesuai dengan aturan dan tidak merugikan masyarakat. Sistem pengawasan yang terintegrasi, baik internal maupun eksternal, akan menciptakan lingkungan koperasi yang sehat, transparan, dan akuntabel.
Ini seperti sistem kekebalan tubuh; pengawasan internal dan eksternal bekerja sama untuk mencegah dan mengatasi potensi ancaman terhadap kesehatan koperasi.
Peran Badan Hukum Koperasi dalam Kemudahan Berbisnis
Source: slideserve.com
Memiliki badan hukum bukan sekadar formalitas bagi koperasi; ini adalah kunci untuk membuka pintu kesempatan dan meraih potensi maksimal. Badan hukum koperasi memberikan landasan legal yang kokoh, memudahkan akses ke berbagai sumber daya dan peluang bisnis yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau. Dengan payung hukum yang kuat, koperasi dapat berkembang lebih pesat dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian.
Akses Permodalan yang Lebih Mudah
Badan hukum koperasi menjadi faktor penting dalam menarik investor dan memperoleh akses ke berbagai skema pembiayaan. Lembaga keuangan, baik perbankan maupun non-perbankan, cenderung lebih percaya dan memberikan pinjaman dengan bunga yang lebih kompetitif kepada koperasi yang memiliki badan hukum yang jelas. Hal ini dikarenakan badan hukum memberikan jaminan legalitas dan transparansi pengelolaan keuangan koperasi, mengurangi risiko bagi pemberi pinjaman.
Bayangkan, sebuah koperasi tanpa badan hukum akan kesulitan mendapatkan pinjaman besar untuk ekspansi usaha, sedangkan koperasi dengan badan hukum dapat dengan mudah mengajukan pinjaman ke bank dengan persyaratan yang lebih menguntungkan. Keberadaan badan hukum juga memudahkan koperasi untuk menarik modal dari investor swasta, karena memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi investor tersebut. Mereka dapat menilai secara objektif kinerja dan pengelolaan koperasi berbadan hukum, sehingga lebih yakin untuk berinvestasi.
Aspek Perpajakan Koperasi
Source: corpbiz.io
Mengelola keuangan koperasi dengan bijak, termasuk aspek perpajakannya, merupakan kunci keberhasilan dan keberlanjutan usaha. Pemahaman yang tepat tentang aturan perpajakan yang berlaku bagi koperasi, berdasarkan badan hukumnya, akan membantu menghindari masalah hukum dan memastikan koperasi tetap sehat secara finansial. Berikut uraian lebih lanjut mengenai aspek perpajakan koperasi.
Aturan perpajakan untuk koperasi, sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, memberikan beberapa keringanan dibandingkan dengan badan usaha lain. Namun, penting untuk memahami jenis pajak yang harus dibayar dan prosedur pelaporannya agar terhindar dari sanksi. Perbedaan badan hukum koperasi (misalnya, koperasi primer, sekunder, atau lainnya) dapat mempengaruhi beberapa aspek perpajakan, terutama dalam hal skala usaha dan jenis kegiatan usaha yang dilakukan.
Aturan Perpajakan Berdasarkan Badan Hukum Koperasi
Badan hukum koperasi mempengaruhi kewajiban pajak koperasi. Koperasi yang terdaftar dan berbadan hukum resmi akan mendapatkan perlakuan perpajakan yang lebih jelas dan terukur. Hal ini berbeda dengan koperasi yang belum berbadan hukum, yang mungkin menghadapi kesulitan dalam hal kepastian hukum dan akses ke berbagai insentif perpajakan. Koperasi dengan skala usaha yang lebih besar, misalnya koperasi sekunder atau koperasi yang bergerak di bidang usaha tertentu, mungkin memiliki kewajiban pajak yang lebih kompleks dibandingkan koperasi primer berskala kecil.
Perbedaan ini muncul karena perbedaan volume transaksi dan jenis penghasilan yang dihasilkan.
Ilustrasi Pengaruh Badan Hukum terhadap Kewajiban Pajak
Bayangkan dua koperasi: Koperasi “Maju Bersama” yang telah berbadan hukum dan Koperasi “Sejahtera Abadi” yang belum. Koperasi “Maju Bersama” dengan badan hukum yang jelas dapat mengakses berbagai informasi perpajakan, mengikuti pelatihan perpajakan, dan mendapatkan kepastian hukum terkait kewajiban pajaknya. Mereka juga lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan dan kemudahan administrasi perpajakan. Sebaliknya, Koperasi “Sejahtera Abadi” mungkin kesulitan dalam memahami dan memenuhi kewajiban pajaknya, serta menghadapi risiko sanksi administrasi perpajakan yang lebih tinggi.
Jenis Pajak yang Harus Dibayar Koperasi dan Cara Menghitungnya
- Pajak Penghasilan (PPh) Badan: Koperasi yang memenuhi kriteria tertentu dikenakan PPh Badan. Perhitungannya berdasarkan penghasilan kena pajak (PKP) setelah dikurangi biaya operasional yang diizinkan. Rumusnya umumnya adalah PKP x Tarif PPh Badan. Tarifnya bervariasi tergantung pada PKP.
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Jika koperasi melakukan kegiatan usaha yang dikenakan PPN, maka koperasi wajib memungut dan menyetorkan PPN kepada negara. Perhitungannya adalah Nilai Transaksi x Tarif PPN (sekarang 11%).
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB): Jika koperasi memiliki aset berupa tanah dan bangunan, maka koperasi wajib membayar PBB. Perhitungannya berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Catatan: Jenis dan besaran pajak yang dikenakan dapat bervariasi tergantung pada jenis usaha, skala usaha, dan peraturan perpajakan yang berlaku. Konsultasi dengan konsultan pajak atau kantor pajak setempat sangat disarankan.
Prosedur Pelaporan Pajak Koperasi
- Membuat Buku Pembantu Pajak: Catat semua transaksi yang berkaitan dengan pajak secara tertib dan rapi.
- Menghitung Kewajiban Pajak: Hitung kewajiban pajak sesuai dengan jenis pajak yang berlaku.
- Membuat Surat Pemberitahuan (SPT): Isi SPT pajak sesuai dengan data yang telah dicatat dan dihitung.
- Menyetorkan Pajak: Setorkan pajak ke rekening negara melalui bank yang ditunjuk.
- Menyerahkan SPT: Serahkan SPT pajak ke kantor pajak yang berwenang.
Langkah-langkah Pengelolaan Pajak Koperasi yang Sesuai Aturan
Pengelolaan pajak yang baik memerlukan perencanaan yang matang dan disiplin. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Mempelajari Peraturan Perpajakan: Pahami peraturan perpajakan yang berlaku dan pastikan selalu update dengan perubahan terbaru.
- Menyusun Sistem Pencatatan Keuangan yang Baik: Sistem pencatatan yang rapi dan terstruktur akan mempermudah proses perhitungan dan pelaporan pajak.
- Membuat Anggaran Pajak: Anggarkan biaya pajak dalam rencana keuangan koperasi.
- Menggunakan Jasa Konsultan Pajak (Opsional): Konsultan pajak dapat membantu dalam memahami dan memenuhi kewajiban perpajakan.
- Melakukan Pemeriksaan Berkala: Lakukan pemeriksaan berkala terhadap catatan keuangan dan pelaporan pajak untuk memastikan kepatuhan.
Kesimpulannya, badan hukum koperasi bukanlah sekadar legalitas formal, melainkan fondasi kokoh bagi keberhasilan dan keberlanjutan usaha koperasi. Ia memberikan perlindungan hukum, menjamin transparansi dan akuntabilitas, serta membuka akses ke berbagai peluang bisnis. Dengan memahami dan memanfaatkan kekuatan badan hukum ini, koperasi dapat berkembang pesat, memberdayakan anggotanya, dan berkontribusi positif bagi perekonomian. Memiliki badan hukum adalah investasi jangka panjang yang menjamin keberlangsungan dan kesuksesan koperasi dalam menghadapi tantangan zaman.
Jadi, jangan ragu untuk melangkah maju dengan landasan hukum yang kuat, bangun koperasi yang tangguh dan berdaya saing.